Kumpulan Puisi Cinta Kahlil Gibran
Kenapa
kita menutup mata ketika kita tidur?
ketika
kita menangis?
ketika
kita membayangkan?
Ini
karena hal terindah di dunia TIDAK TERLIHAT...
Ada
hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan..
Ada
orang-orang yang tidak ingin kita tinggalkan...
Tapi
ingatlah...
melepaskan
BUKAN akhir dari dunia..
melainkan
awal suatu kehidupan baru..
Kebahagiaan
ada untuk mereka yang menangis,
Mereka
yang tersakiti,
mereka
yang telah mencari...
dan
mereka yang telah mencoba..
Karena
MEREKALAH yang bisa menghargai
betapapentingnya
orang yang telah menyentuh kehidupanmereka...
CINTA
yang AGUNG
Adalah
ketika kamu menitikkan air matadan MASIH peduli terhadapnya..
Adalah
ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIHmenunggunya dengan setia..
Adalah
ketika dia mulai mencintai orang laindan kamu MASIH bisa tersenyum sembari
berkata 'Akuturut berbahagia untukmu'Apabila cinta tidak berhasil...
BEBASKAN
dirimu...
Biarkan
hatimu kembali melebarkan sayapnyadan terbang ke alam bebas LAGI ..
Ingatlah...
bahwa
kamu mungkin menemukan cinta dankehilangannya..
tapi..
ketika
cinta itu mati..
kamu
TIDAK perlu matibersamanya...
Orang
terkuat BUKAN mereka yang selalumenang..
MELAINKAN
mereka yang tetap tegar ketikamereka jatuh
TEMAN
SEJATI...
mengerti
ketika kamu berkata 'Aku lupa..
'Menunggu
selamanyaketika kamu berkata
'Tunggu
sebentar'Tetap tinggalketika kamu berkata
'Tinggalkan
aku sendiri'
Membuka
pintumeski kamu BELUM mengetuk dan berkata
'Bolehkah
saya masuk?
'MENCINTAI...
BUKANlah
bagaimana kamu melupakan..
melainkan
bagaimana kamu MEMAAFKAN..
BUKANlah
bagaimana kamu mendengarkan..
melainkan
bagaimana kamu MENGERTI..
BUKANlah
apa yang kamu lihat..
melainkan
apa yang kamu RASAKAN..
BUKANlah
bagaimana kamu melepaskan..
melainkan
bagaimana kamu BERTAHAN..
Lebih
berbahaya mencucurkan air mata dalam hati...
dibandingkan
menangis tersedu2...
Air
mata yang keluar dapat dihapus..
sementara
air mata yang tersembunyimenggoreskan luka yang tidak akan pernah hilang..
Akan
tiba saatnyadi mana kamu harus berhenti mencintai seseorang
BUKANkarena
orang itu berhenti mencintai kita
MELAINKANkarena
kita menyadaribahwa orang itu akan lebih berbahagia,
apabila
kita melepaskannya.
Apabila
kamu benar2 mencintai seseorang,
jangan
lepaskan dia..
jangan
percaya bahwa melepaskan SELALU berarti kamubenar2 mencintaiMELAINKAN...
BERJUANGLAH
demi cintamu
Itulah
CINTA SEJATILebih baik menunggu orang yang kamu inginkan
DARIPADAberjalan
bersama orang 'yang tersedia'Lebih baik menunggu orang yang kamu cintai
DARIPADAorang yang berada di sekelilingmuLebih baik menunggu orang yang tepat
karena
hidup ini terlalu singkat untuk dibuanghanya dengan 'seseorang'
:-:
CINTA (1) :-:
Lalu
berkatalah Almitra,
Bicaralah
pada kami perihal Cinta.
Dan
dia mengangkatkan kepalanya dan memandang ke arah kumpulan manusia itu,
dan
keheningan menguasai mereka.
Dan
dengan suara lantang dia berkata:
Pabila
cinta memberi isyarat kepadamu, ikutilah dia,
Walau
jalannya sukar dan curam.
Dan
pabila sayapnya memelukmu menyerahlah kepadanya.
Walau
pedang tersembunyi di antara hujung-hujung sayapnya bisa melukaimu.
Dan
kalau dia berbicara padamu percayalah padanya.
Walau
suaranya bisa menggetar mimpi-mimpimu bagai angin utara membinasakan taman.
Kerana
sebagaimana cinta memahkotai engkau,
demikian
pula dia akan menghukummu.
Sebagaimana
dia ada untuk menyuburkanmu,
demikian
pula dia ada untuk mencantasmu.
Sebagaimana
dia mendaki ke puncakmu dan membelai mesra ranting-ranting lembutmu
yang
bergetar dalam cahaya matahari.
Demikian
pula dia akan menghunjam ke akarmu dan menggegarkannya di dalam pautanmu pada
bumi.
Laksana
selonggok jagung dia menghimpun engkau pada dirinya.
Dia
menghempuk engkau hingga kau telanjang
Dia
mengasing-asingkan kau demi membebaskan engkau dari kulitmu.
Dia
menggosok-gosok engkau sampai putih bersih.
Dia
meramas engkau hingga kau menjadi lembut;
Dan
kemudian dia mengangkat engkau ke api sucinya sehingga engkau bisa menjadi
hidangan suci untuk pesta kudus Tuhan.
Semua
ini akan ditunaikan padamu oleh Sang Cinta,supaya bisa kau fahami rahsia
hatimu,dan di dalam pemahaman dia menjadi sekeping hati Kehidupan.
Namun
pabila dalam ketakutanmu kau hanya akan mencari kedamaian dan kenikmatan cinta.
Maka
lebih baiklah bagimu untuk menutupi tubuhmu dan melangkah keluar dari
lantai-penebah cinta.
Memasuki
dunia tanpa musim tempat kau dapat tertawa, tapi tak seluruh gelak tawamu, dan
menangis, tapi tak sehabis semua airmatamu.
Cinta
tak memberikan apa-apa kecuali dirinya sendiri dan tiada mengambil apa-apa pun
kecuali dari dirinya sendiri.Cinta tiada memiliki,pun tiada ingin dimiliki;
Kerana
cinta telah cukup bagi cinta.
Pabila
kau mencintai kau takkan berkata, "Tuhan ada di dalam hatiku," tapi
sebaliknya, "Aku berada di dalam hati Tuhan.
"Dan
jangan mengira kaudapat mengarahkan jalannya Cinta, sebab cinta, pabila dia
menilaimu memang pantas,mengarahkan jalanmu.
Cinta
tak menginginkan yang lain kecuali memenuhi dirinya.
Namun
pabila kau mencintai dan memerlukan keghairahan, biarlah ini menjadi
keghairahanmu:
Luluhkan
dirimu dan mengalirlah bagaikan anak sungai, yang menyanyikan alunannnya bagai
sang malam.
Kenalilah
penderitaan dari kelembutan yang begitu jauh.
Rasa
dilukai akibat pemahamanmu sendiri tentang cinta;
Dan
menitiskan darah dengan ikhlas dan gembira.
Terjaga
di kala fajar dengan hati berawangan dan mensyukuri hari baru penuh cahaya
kasih;
Istirah
di kala siang dan merenungkan kegembiraan cinta yang meluap-luap;
Kembali
ke rumah di kala senja dengan rasa syukur;
Dan
kemudian tidur bersama doa bagi kekasih di dalam hatimu dan sekuntum nyanyian
puji-pujian pada bibirmu.
('Dari
Sang Nabi')
:+:
Khalil Gibran :+:
:-:
CINTA (2) :-:
Mereka
berkata tentang serigala dan tikus
Minum
di sungai yang sama
Di
mana singa melepas dahaga
Mereka
berkata tentang helang dan hering
Menjunam
paruhnya ke dalam bangkai yg sama
Dan
berdamai - di antara satu sama lain,
Dalam
kehadiran bangkai - bangkai mati itu
Oh
Cinta, yang tangan lembutnya mengekang keinginanku
Meluapkan
rasa lapar dan dahagaakan maruah dan kebanggaan,
Jangan
biarkan nafsu kuat terus menggangguku
Memakan
roti dan meminum anggur
Menggoda
diriku yang lemah iniBiarkan rasa lapar menggigitku,Biarkan rasa haus
membakarku,Biarkan aku mati dan binasa,Sebelum kuangkat tangankuUntuk cangkir
yang tidak kau isi,Dan mangkuk yang tidak kau berkati
(Dari
'The Forerunner))
:+:
Kahlil Gibran :+:
:-:
CINTA (3) :-:
Kemarin
aku berdiri berdekatan pintu gerbang sebuah rumah ibadat dan bertanya kepada
manusia yang lalu-lalang di situ tentang misteri dan kesucian cinta.
Seorang
lelaki setengah baya menghampiri, tubuhnya rapuh wajahnya gelap.
Sambil
mengeluh dia berkata, "Cinta telah membuat suatu kekuatan menjadi lemah,
aku
mewarisinya dari Manusia Pertama.
"Seorang
pemuda dengan tubuh kuat dan besar menghampiri.
Dengan
suara bagai menyanyi dia berkata,
"Cinta
adalah sebuah ketetapan hati yang ditumbuhkan dariku,
yang
rnenghubungkan masa sekarang dengan generasi masa lalu dan generasi yang akan
datang.
'Seorang
wanita dengan wajah melankolis menghampiri dan sambil mendesah,
dia
berkata,
'Cinta
adalah racun pembunuh,
ular
hitam berbisa yang menderita di neraka,
terbang
melayang dan berputar-putar menembusi langit sampai ia jatuh tertutup embun,
ia
hanya akan diminum oleh roh-roh yang haus.
Kemudian
mereka akan mabuk untuk beberapa saat,
diam
selama satu tahun dan mati untuk selamanya.
'Seorang
gadis dengan pipi kemerahan menghampiri dan dengan tersenyum dia berkata,
"Cinta
itu laksana air pancuran yang digunakan roh pengantin sebagai siraman ke dalam
roh orang-orang yg kuat,
membuat
mereka bangkit dalam doa di antara bintang-bintang di malam hari dan senandung
pujian di depan matahari di siang hari.
'Setelah
itu seorang lelaki menghampiri.
Bajunya
hitam, janggutnya panjang dengan dahi berkerut,
dia
berkata,
"Cinta
adalah ketidakpedulian yang buta.
la
bermula dari hujung masa muda dan berakhir pada pangkal masa muda.
'Seorang
lelaki tampan dengan wajah bersinar dan dengan bahagia berkata,
'Cinta
adalah pengetahuan syurgawi yang menyalakan mata kita.
Ia
menunjukkan segala sesuatu kepada kita seperti para dewa melihatnya.
'Seorang
bermata buta menghampiri,
sambil
mengetuk-ngetukkan tongkatnya ke tanah dan dia kemudian berkata sambil
menangis, 'Cinta adalah kabus tebal yang menyelubungi gambaran sesuatu darinya
atau yang membuatnya hanya melihat hantu dari nafsunya yang berkelana di antara
batu karang,
tuli
terhadap suara-suara dari tangisnya sendiri yang bergema di lembah-lembah.
'Seorang
pemuda,
dengan
membawa sebuah gitar menghampiri dan menyanyi,
'Cinta
adalah cahaya ghaib yang bersinar dari kedalaman kehidupan yang peka dan
mencerahkan segala yang ada di sekitarnya.
Engkau
bisa melihat dunia bagai sebuah perarakan yang berjalan melewati padang rumput
hijau.
Kehidupan
adalah bagai sebuah mimpi indah yang diangkat dari kesedaran dan kesedaran.
'Seorang
lelaki dengan badan bongkok dan kakinya bengkok bagai potongan-potongan kain
menghampiri. Dengan suara bergetar,
dia
berkata,
"Cinta
adalah istirahat panjang bagi raga di dalam kesunyian makam,
kedamaian
bagi jiwa dalam kedalaman keabadian.’Seorang anak kecil berumur lima tahun
menghampiri dan sambil tertawa dia berkata,
"Cinta
adalah ayahku,
cinta
adalah ibuku.
Hanya
ayah dan ibuku yang mengerti tentang cinta.
"Waktu
terus berjalan.
Manusia
terus-menerus melewati rumah ibadat.
Masing-masing
mempunyai pandangannya tersendiri tentang cinta.
Semua
menyatakan harapan-harapannya dan mengungkapkan misteri-misteri kehidupannya
KEHIDUPAN
Engkau
dibisiki bahawa hidup adalah kegelapan
Dan
dengan penuh ketakutan
Engkau
sebarkan apa yang telah dituturkan padamupenuh kebimbangan
Kuwartakan
padamu bahawa hidup adalah kegelapanjika tidak diselimuti oleh kehendak
Dan
segala kehendak akan buta bila tidak diselimuti pengetahuan
Dan
segala macam pengetahuan akan kosongbila tidak diiringi kerja
Dan
segala kerja hanyalah kehampaankecuali disertai cinta
Maka
bila engkau bekerja dengan cinta
Engkau
sesungguhnya tengah menambatkan dirimu
Dengan
wujudnya kamu,
wujud
manusia lainDan wujud Tuhan.
:+:
Khalil Gibran :+:
PERJAMUAN
JIWA
BANGUNLAH,
Cintaku.
Bangun!
Kerana
jiwaku mengalu-alumu dari dasar laut,
dan
menawarkan padamu sayap-sayap di atas gelombang yang mengamukBangunlah,
kerana
sunyi telah menghentikan derap kaki kuda dan langkah para pejalan kaki.
Rasa
kantuk telah memeluk roh setiap laki-laki, sementara aku terbangun sendiri,
rasa
rindu membukakan kertas surat tidurku.
Cinta
membawaku dekat denganmu, namun kebimbangan melemparkan diriku menjauh darimu.
Aku
telah membuang bukuku,
kerana
keluhku mengunci kata-kata dan desah nafasku meninggalkan tempat tidurku,
Cintaku,
kerana
takut pada hantu lupa yang berada di balik selimut.
Aku
telah membuang bukuku,
kerana
keluhku mengunci kata-kata dan desah nafasku meninggalkan halaman buku yang
kosong di depan mataku!Bangun,
bangunlah,
Cintaku
dan dengar diriku!
Aku
mendengarkanmu,
Cintaku!
Aku
mendengar panggilanmu dari lautan lepas dan merasakan lembutnya sentuhan
sayapmu. Aku telah jauh dari ranjangku,
beranjak
ke tanah lapang, hingga embun membasahi kaki dan bajuku.
Di
sinilah aku berdiri,
dibawah
bunga-bunga pohon badam,
memenuhi
panggilan jiwamu.
Bicaralah
padaku,
Cintaku,
dan
biarkan nafasmu menghirup angin gunung yang datang padaku dari lembah-lembah
Lebanon.
Bicaralah.
Tak
ada yang akan mendengar selain diriku.
Malam
telah melarutkan semua manusia ditempat tidurnya.
Syurga
telah menyulam cahaya rembulan dan menghamparkannya ke seluruh daratan Lebanon,
Cintaku.
Syurga
telah meriasnya dengan bayangan malam,
jubah
tebal membentang dihembus asap dari cerobong kain,
dihembus
nafas kemari, dan mengelarnya di telapak kota,
Cintaku.
Para
penduduk telah pulas menganyam mimpi di ubun-ubunnya di tengah pohon-pohon
kenari. Jiwa mereka mempercepatkan langkah mengejar negeri mimpi,
Cintaku.
Lelaki-lelaki
longlai menggendong emas,
dan
tebing curam yang akan dilalui melemaskan lutut mereka.
Mata
mereka mengantuk kerana dililit kesulitan dan ketakutan.
Mereka
melemparkan tubuh ke tempat tidur sebagai tempat berlindung dari hantu-hantu
yang menakutkan dan mengerikan,
Cintaku.
Hantu-hantu
dari masa lalu berkeliaran di lembah-lembah.
Jiwa
para raja melintasi bukit-bukit.
Fikiranku
yang berhias kenangan menyingkap kekuatan bangsa Chaldea,
kemegahan
Arab.
Di
lorong-lorong gelap,
jiwa-jiwa
pencuri yang tegap berjalan,
muncung-muncung
nafsu ular berbisa muncul dari celah-celah benteng,
dan
rasa sakit berdengung kematian,
muntah-muntah
sepanjang jalan.
Kenangan
menyingkap tabir kelupaan dari mataku dan nampaklah Sodom yang menjijikkan,
serta dosa-dosa Gomorah.
Ranting-ranting
berayun-ayun,
Cintaku,
dan
desirnya bertemu dengan alunan anak sungai di lembah.
Syair-syair
Sulaiman,
nada
kecapi Daud dan lagu Ishak Al-Mausaili terngiang-ngiang di telinga kami.
Jiwa
anak-anak yang lapar di penginapan menggelupur,
ibunya
mengeluh di atas kamar kesedihan,
dan
kekecewaan telah jatuh dari langit.
Mimpi-mimpi
kebimbangan melanda hati yang lemah.
Aku
mendengar rintihan pahitnya.
Semerbak
bunga melambai seiring nafas pohon-pohon cedar.
Terbawa
angin sepoi-sepoi menuju perbukitan,
harum
itu mengisi jiwa dengan kasih sayang dan meniupkan kerinduan untuk terbang.
Tetapi
racun dari rawa-rawa jug berkelana mengepul bersama penyakit.
Seperti
panah rahsia yang tajam,
racun
itu telah menembusi perasaan dan meracuni udara.
Tanpa
kusedari matahari telah mengilaukan cahaya pagi,
Cintaku,
dan
jari-jari timur yang lentik menimang mata-mata orang yang terlelap.
Cahaya
itu memaksa mereka untuk membuka daun jendela dan menyelak hati dan kemenangan.
Desa-desa,
yang
sedang tertidur dalam damai dan tenang di pundak-pundak lembah,
bangun,
loceng-loceng
berdenting memenuhi angkasa sebagai panggilan untuk mula berdoa.
Dan
dari gua-gua,
gema-gema
juga berdengung,
seolah-olah
seluruh alam sedang berdoa bersama-sama dengan khusyuknya.
Anak-anak
sapi telah keluar dari kandangnya,
biri-biri
dan kambing meninggalkan bangsalnya untuk menuai rumput yang berembun dan
berkilatan cahaya.
Penggembalanya
mengikuti dari belakang sambil mengamatinya di balik lelalang.
Di
belakangnya lagi gadis-gadis bernyanyi seperti burung menyambut pagi.
Kini
tangan siang hari yang perkasa terbaring di atas kota.
Tirai
telah diselak dari jendela dan pintu pun terbuka.
Mata
yang penat dan wajah lesu para penjahit telah siap di tempat kerjanya.
Mereka
merasakan kematian telah melanggar batas kehidupan mereka,
dan
riak muka yang layu mempamerkan ketakutan dan kekecewaan.
Di
jalanan padat dengan jiwa-jiwa yang tamak dan tergesa-gesa,
dan
di mana-mana terdengar desingan besi,
pusingan
roda dan siulan angin.
Kota
telah menjadi arena pertempuran di mana yang kuat menindas yang lemah dan si
kaya mengeksploitasi dan menguasai si miskin.
Betapa
indah hidup ini,
Cintaku,
seperti
hati penyair yang penuh dengan cahaya dan kelembutan hati.
Dan
betapa kerasnya hidup ini,
Cintaku,
seperti
dada penjahat, yang berdebar-debar kerana selalu merasa bimbang dan takut
.:+:
Khalil Gibran :+:
ALAM
& MANUSIA
Aku
mendengar anak sungai merintih bagai seorang janda yang menangis meratapi
kematian anaknya dan aku kemudian bertanya,
"Mengapa
engkau menangis, sungaiku yang jernih?'
Dan
sungai itu menjawab,
'Sebab
aku dipaksa mengalir ke kota tempat Manusia merendahkan dan mensia-siakan
diriku dan menjadikanku minuman-minuman keras dan mereka memperalatkanku bagai
pembersih sampah,
meracuni
kemurnianku dan mengubah sifat-sifatku yang baik menjadi sifat-sifat
buruk."
Dan
aku mendengar burung-burung menangis,
dan
aku bertanya,
"Mengapa
engkau menangis, burung-burungku yang cantik?"
Dan
salah satu dari burung itu terbang mendekatiku,
dan
hinggap di hujung sebuah cabang pohon dan berkata,
"Anak-anak
Adam akan segera datang di ladang ini dengan membawa senjata-senjata pembunuh
dan menyerang kami seolah-olah kami adalah musuhnya.
Kami
sekarang terpisah di antara satu sama yang lain,
sebab
kami tidak tahu siapa di antara kami yang bisa selamat dari kejahatan Manusia.
Ajal
memburu kami ke mana pun kami pergi.
"Kini,
matahari terbit dari balik puncak pergunungan, dan menyinari puncak-puncak
pepohonan dengan rona mahkota.
Kupandangi
keindahan ini dan aku bertanya kepada diriku sendiri,
'Mengapa
Manusia mesti menghancurkan segala karya yang telah diciptakan oleh alam?'
Keindahan
Keindahan
menjadi milik usia muda,
tapi
keremajaan yang untuknya dunia ini diciptakan tidak lebih dari sekadar mimpi
yang manisnya diperhamba oleh kebutaan yang menghilangkan kesedaran.
Akankah
hari itu datang, ketika orang-orang bijak menyatukan kemanisan masa muda dan
kenikmatan pengetahuan?
Sebab
masing-masing hanyalah kosong bila hanya sendirian.
Akankah
hari itu datang ketika alam menjadi guru yang mengajar manusia, dan kemanusiaan
menjadi buku bacaansedangkan kehidupan adalah sekolah sehari-hari?
Hasrat
masa muda akan kesenangan-kenikmatan tidak terlalu menuntut tanggung jawab
-hanya akan terpenuhi bila fajar telah menyelak kegelapan hari.
Banyak
lelaki yang tenggelam dalam keasyikan hari-hari masa muda yang mati dan beku;
banyak
perempuan yang menyesali dan mengutuk tahun-tahun tak berguna mereka seperti
raungan singa betina yang kehilangan anak;
dan
banyak para pemuda dan pemudi yang menggunakan hati mereka sekadar sebagai alat
penggali kenangan pahit masa depan,
melukai
diri melalui kebodohan dengan anak panah yang tajam dan beracun kerana
kehilangan kebahagiaan.Usia tua adalah permukaan kulit bumi;
ia
harus,
melalui
cahaya dan kebenaran,
memberikan
kehangatan bagi benih-benih masa muda yangada dibawahnya, melindungi dan
memenuhi keperluan merekahingga Nisan datang dan menyempurnakan kehidupan masa
muda yang sedang tumbuh dengan kebangkitan baru
Kita
berjalan terlalu lambat ke arah kebangkitan spiritual,
dan
perjalanan itu seluas angkasa tanpa batas,sebagai pemahaman keindahan kewujudan
melaluirasa kasih dan cinta kepada keindahan tersebut
:+:
Khalil Gibran :+:
NASIHAT
JIWAKU
Jiwaku
berkata padaku dan menasihatiku agar mencintai semua orang yang membenciku,
Dan
berteman dengan mereka yang memfitnahku.
Jiwaku
menasihatiku dan mengungkapkan kepadaku bahawa cinta tidak hanya menghargai
orang yang mencintai, tetapi juga orang yang dicintai.
Sejak
saat itu bagiku cinta ibarat jaring lelabah di antara dua bunga, dekat satu
sama lain;
Tapi
kini dia menjadi suatu lingkaran cahaya di sekeliling matahari yang tiada
berawal pun tiada berakhir, Melingkari semua yang ada, dan bertambah secara
kekal.
Jiwaku
menasihatiku dan mengajarku agar melihat kecantikan yang ada di sebalik bentuk
dan warna.
Jiwaku
memintaku untuk menatap semua yang buruk dengan tabah sampai nampaklah
keelokannya.
Sesungguhnya
sebelum jiwaku meminta dan menasihatiku,
Aku
melihat keindahan seperti titik api yang tergulung asap;
tapi
sekarang asap itu telah tersebar dan menghilang, dan aku hanya melihat api yang
membakar.
Jiwaku
menasihatiku dan memintaku untuk mendengar suara yang keluar bukan dari lidah
maupun dari tenggorokan.
Sebelumnya
aku hanya mendengar teriakan dan jeritan di telingaku yang bodoh dan sia-sia.
Tapi
sekarang aku belajar mendengar keheningan,Yang bergema dan melantunkan lagu
dari zaman ke zaman.
Menyanyikan
nada langit, dan menyingkap tabir rahsia keabadiaan..
Jiwaku
berkata padaku dan menasihatiku agar memuaskan kehausanku dengan meminum anggur
yang tak dituangkan ke dalam cangkir-cangkir,
Yang
belum terangkat oleh tangan, dan tak tersentuh oleh bibirHingga hari itu
kehausanku seperti nyala redup yang terkubur dalam abu.
Tertiup
angin dingin dari musim-musim bunga;
Tapi
sekarang kerinduan menjadi cangkirku,
Cinta
menjadi anggurku, dan kesendirian adalah kebahagianku.Jiwaku menasihatiku dan
memintaku mencari yang tak dapat dilihat;
Dan
jiwaku menyingkapkan kepadaku bahwa apa yang kita sentuh adalah apa yang kita
impikan.
Jiwaku
mengatakan padaku dan mengundangku untuk menghirup harum tumbuhan yang tak
memiliki akar, tangkai maupun bunga,
dan
yang tak pernah dapat dilihat mata.
Sebelum
jiwaku menasihati, aku mencari bau harum dalam kebun-kebun,Dalam botol minyak
wangi tumbuhan-tumbuhan dan bejana dupa;
Tapi
sekarang aku menyedari hanya pada dupa yang tak dibakar,
Aku
mencium udara lebih harum dari semua kebun-kebun di dunia ini dan semua angin
di angkasa raya.
Jiwaku
menasihatiku dan memintaku agar tidak merasa muliakerana pujianDan agar tidak
disusahkan oleh ketakutan kerana cacian.
Sampai
hari ini aku berasa ragu akan nilai pekerjaanku;
Tapi
sekarang aku belajar;
Bahwa
pohon berbunga di musim bunga, dan berbuah di musim panasDan menggugurkan
daun-daunnya di musim gugur untuk menjadi benar-benar telanjang di musim
dingin.
Tanpa
merasa mulia dan tanpa ketakutan atau tanpa rasa malu.
Jiwaku
menasihatiku dan meyakinkankuBahawa aku tak lebih tinggi berbanding cebol
ataupun tak lebih rendah berbanding raksasa.
Sebelumnya
aku melihat manusia ada dua,
Seorang
yang lemah yang aku caci atau kukasihani,Dan seorang yang kuat yang kuikuti,
maupun yang kulawandalam pemberontakan.
Tapi
sekarang aku tahu bahwa aku bahkan dibentuk oleh tanahyang sama darimana semua
manusia diciptakan.
Bahwa
unsur-unsurku adalah unsur-unsur mereka, dan pengembaraan mereka adalah juga
milikku.
Bila
mereka melanggar aku juga pelanggar,
Dan
bila mereka berbuat baik, maka aku juga bersama perbuatan baik mereka.
Bila
mereka bangkit, aku juga bangkit bersama mereka;
Bila
mereka tinggal di belakang, aku juga menemani mereka.
Jiwaku
menasihatiku dan memerintahku untuk melihat bahawa cahaya yang kubawa bukanlah
cahayaku,
Bahwa
laguku tidak diciptakan dalam diriku;Kerana meski aku berjalan dengan cahaya,
aku bukanlah cahaya,
Dan
meskipun aku bermain kecapi yang diikat kemas oleh dawai-dawaiku,Aku bukanlah
pemain kecapi.
Jiwaku
menasihatiku dan mengingatkanku untuk mengukur waktu dengan perkataan ini:
"Di
sana ada hari semalam dan di sana ada hari esok.
"
Pada saat itu aku menganggap masa lampau sebuah zaman yang lenyap dan akan
dilupakan, Dan masa depan kuanggap suatu masa yang tak bisa kucapai;
Tapi
kini aku terdidik perkara ini :
Bahawa
dalam keseluruhan waktu masa kini yang singkat, serta semua yang ada dalam
waktu, Harus diraih sampai dapat.
Jiwaku
menasihatiku, saudaraku, dan menerangiku.
Dan
seringkali jiwamu menasihati dan menerangimu.
Kerana
engkau seperti diriku, dan tak ada beza di antara kita.
Kusimpan
apa yang kukatakan dalam diriku ini dalam kata-kata yang kudengar dalam
heningku,
Dan
engkau jagalah apa yang ada di dalam dirimu, dan engkau adalah penjaga yang
sama baiknya seperti yang kukatakan ini.
LAGU
OMBAK
Pantai
yang perkasa adalah kekasihku,
Dan
aku adalah kekasihnya,
Akhirnya
kami dipertautkan oleh cinta,
Namun
kemudian Bulan menjarakkan aku darinya.
Kupergi
padanya dengan cepatLalu berpisah dengan berat hati.
Membisikkan
selamat tinggal berulang kali.
Aku
segera bergerak diam-diamDari balik kebiruan cakerawala
Untuk
mengayunkan sinar keperakan buihku
Ke
pangkuan keemasan pasirnya
Dan
kami berpadu dalam adunan terindah.
Aku
lepaskan kehausannya
Dan
nafasku memenuhi segenap relung hatinya
Dia
melembutkankan suaraku dan mereda gelora di dada.
Kala
fajar tiba, kuucapkan prinsip cintadi telinganya, dan dia memelukku penuh damba
Di
terik siang kunyanyikan dia lagu harapan
Diiringi
kucupan-kucupan kasih sayang
Gerakku
pantas diwarnai kebimbangan
Sedangkan
dia tetap sabar dan tenang.
Dadanya
yang bidang meneduhkan kegelisahan
Kala
air pasang kami saling memeluk
Kala
surut aku berlutut menjamah kakinya
Memanjatkan
doaSeribu sayang, aku selalu berjaga sendiri
Menyusut
kekuatanku.
Tetapi
aku pemuja cinta,
Dan
kebenaran cinta itu sendiri perkasa,
Mungkin
kelelahan akan menimpaku,
Namun
tiada aku bakal binasa.
:+:
Khalil Gibran :+:
SETITIS
AIRMATA DAN SEULAS SENYUMAN
Takkan
kutukar dukacita hatiku demi kebahagiaan khalayak.
Dan,
takkan kutumpahkan air mata kesedihan yang mengalir dari tiap bahagian diriku
berubah menjadi gelak tawa.
Kuingin
diriku tetaplah setitis air mata dan seulas senyuman.
Setitis
airmata yang menyucikan hatiku dan memberiku pemahaman rahsia kehidupan dan hal
ehwal yang tersembunyi.
Seulas
senyuman menarikku dekat kepada putera kesayanganku dan menjelma sebuah lambang
pemujaan kepada tuhan.
Setitis
airmata meyatukanku dengan mereka yang patah hati;
Seulas
senyum menjadi sebuah tanda kebahagiaanku dalam kewujudan.
Aku
merasa lebih baik jika aku mati dalam hasrat dan kerinduan berbanding jika aku
hidup menjemukan dan putus asa.
Aku
bersedia kelaparan demi cinta dan keindahan yang ada di dasar jiwaku setelah
kusaksikan mereka yang dimanjakan amat menyusahkan orang.
Telah
kudengar keluhan mereka dalam hasrat kerinduan dan itu lebih manis daripada
melodi yang termanis.
Ketika
malam tiba bunga menguncupkan kelopak dan tidur, memeluk kerinduannya.
tatkala
pagi menghampiri, ia membuka bibirnya demi menyambut ciuman matahari.
Kehidupan
sekuntum bunga sama dengan kerinduan dan pengabulan.
Setitis
airmata dan seulas senyuman.
Air
laut menjadi wap dan naik menjelma menjadi segumpal mega.
Awan
terapung di atas pergunungan dan lembah ngarai hingga berjumpa angin sepoi
bahasa, jatuh bercucuran ke padang-padang lalu bergabung bersama aliran sungai
dan kembali ke laut, rumahnya.Kehidupan awan-gemawan itu adalah sesuatu
perpisahan dan pertemuan.
Bagai
setitis airmata seulas senyuman.
Dan,
kemudian jiwa jadi terpisahkan dari jiwa yang lebih besar, bergerak di dunia
zat melintas bagai segumpal mega diatas pergunungan dukacita dan dataran
kebahagiaan.
Menuju
samudera cinta dan keindahan - kepada Tuhan.
:+:
Khalil Gibran :+:
7
ALASAN MENCELA DIRI
Tujuh
kali aku pernah mencela jiwaku,pertama kali ketika aku melihatnya lemah,padahal
seharusnya ia bisa kuat.
Kedua
kali ketika melihatnya berjalan terjongket-jongketdihadapan orang yang lumpuh
Ketiga
kali ketika berhadapan dengan pilihan yang sulit dan mudahia memilih yang
mudahKeempat kalinya,
ketika
ia melakukan kesalahan dan cuba menghibur diridengan mengatakan bahawa semua
orang juga melakukan kesalahanKelima kali,
ia
menghindar kerana takut,
lalu
mengatakannya sebagai sabarKeenam kali,
ketika
ia mengejek kepada seraut wajah burukpadahal ia tahu,
bahawa
wajah itu adalah salah satu topeng yang sering ia pakaiDan ketujuh,
ketika
ia menyanyikan lagu pujian dan menganggap itu sebagai suatu yang bermanfaat
INDAHNYA
KEMATIAN
Panggilan
Biarkan
aku terbaring dalam lelapku,
kerana
jiwa ini telah dirasuki cinta,
dan
biarkan daku istirahat,
kerana
batin ini memiliki segala kekayaan malam dan siang.
Nyalakan
lilin-lilin dan bakarlah dupa nan mewangi di sekeliling ranjang ini,
dan
taburi tubuh ini dengan wangian melati serta mawar.
Minyakilah
rambut ini dengan puspa dupa dan olesi kaki-kaki ini dengan wangian,
dan
bacalah isyarat kematian yang telah tertulis jelas di dahi ini.
Biarku
istirahat di ranjang ini,
kerana
kedua bola mata ini telah teramat lelahnya;
Biar
sajak-sajak bersalut perak bergetaran dan menyejukkan jiwaku;
Terbangkan
dawai-dawai harpa dan singkapkan tabir lara hatiku.
Nyanyikanlah
masa-masa lalu seperti engkau memandang fajar harapan dalam mataku,
kerana
makna ghaibnya begitu lembut bagai ranjang kapas tempat hatiku berbaring.
Hapuslah
air matamu, saudaraku,
dan
tegakkanlah kepalamu seperti bunga-bunga menyemai jari-jemarinya menyambut
mahkota fajar pagi.
Lihatlah
Kematian berdiri bagai kolom-kolom cahaya antara ranjangku dengan jarak
infiniti;
Tahanlah
nafasmu dan dengarkan kibaran kepak sayap-sayapnya.
Dekatilah
aku, dan ucapkanlah selamat tinggal buatku.
Ciumlah
mataku dengan seulas senyummu.
Biarkan
anak-anak merentang tangan-tangan mungilnya buatku dengan kelembutan jemari
merah jambu mereka;
Biarkanlah
Masa meletakkan tangan lembutnya di dahiku dan memberkatiku;
Biarkanlah
perawan-perawan mendekati dan melihat bayangan Tuhan dalam mataku,
dan
mendengar Gema Iradat-Nya berlarian dengan nafasku....
:+:
Khalil Gibran :+:
BAGI
SAHABATKU YANG TERTINDAS
Wahai
engkau yang dilahirkan di atas ranjang kesengsaraan,
diberi
makan pada dada penurunan nilai,
yang
bermain sebagai seorang anak di rumah tirani,
engkau
yang memakan roti basimu dengan keluhan dan meminum air keruhmu bercampur
dengan airmata yang getir.
Wahai
askar yang diperintah oleh hukum yang tidak adil oleh lelaki yang meninggalkan
isterinya,
anak-anaknya
yang masih kecil,
sahabat-sahabatnya,
dan
memasuki gelanggang kematian demi kepentingan cita-cita, yang mereka sebut
'keperluan'.
Wahai
penyair yang hidup sebagai orang asing di kampung halamannya, tak dikenali di
antara mereka yang mengenalinya,
yang
hanya berhasrat untuk hidup di atas sampah masyarakat dan dari tinggalan atas
permintaan dunia yang hanya tinta dan kertas.
Wahai
tawanan yang dilemparkan ke dalam kegelapan kerana kejahatan kecil yang dibuat
seumpama kejahatan besar oleh mereka yang membalas kejahatan dengan kejahatan,
dibuang
dengan kebijaksanaan yang ingin mempertahankan hak melalui cara-cara yang
keliru.
Dan
engkau, Wahai wanita yang malang,
yang
kepadanya Tuhan menganugerahkan kecantikan.
Masa
muda yang tidak setia memandangnya dan mengekorimu,
memperdayakan
engkau,
menanggung
kemiskinanmu dengan emas.
Ketika
kau menyerah padanya, dia meninggalkanmu. Kau serupa mangsa yang gementar dalam
cakar-cakar penurunan nilai dan keadaan yang menyedihkan.
Dan
kalian, teman-temanku yang rendah hati,
para
martir bagi hukum buatan manusia.
Kau
bersedih, dan kesedihanmu adalah akibat dari kebiadaban yang hebat,
dari
ketidakadilan sang hakim, dari licik si kaya,
dan
dari keegoisan hamba demi hawa nafsunya Jangan putus asa,
kerana
di sebalik ketidakadilan dunia ini,
di
balik persoalan, di balik awan gemawan,
di
balik bumi, di balik semua hal ada suatu kekuatan yang tak lain adalah seluruh
kadilan, segenap kelembutan, semua kesopanan, segenap cinta kasih.
Engkau
laksana bunga yang tumbuh dalam bayangan.
Segera
angin yang lembut akan bertiup dan membawa bijianmu memasuki cahaya matahari
tempat mereka yang akan menjalani suatu kehidupan indah.Engkau laksana
pepohonan telanjang yang rendah kerana berat dan bersama salju musim dingin.
Lalu musim bunga akan tiba menyelimutimu dengan dedaunan hijau dan berair
banyak.Kebenaran akan mengoyak tabir airmata yang menyembunyikan senyumanmu.
Saudaraku, kuucapkan selamat datang padamu dan kuanggap hina para penindasmu.
:+:
Khalil Gibran :+:
TANYA
SANG ANAK
Konon
pada suatu desa terpencil
Terdapat
sebuah keluarga
Terdiri
dari sang ayah dan ibuSerta seorang anak gadis muda dan naif!
Pada
suatu hari sang anak bertanya pada sang ibu!Ibu!
Mengapa
aku dilahirkan wanita?Sang ibu menjawab,
"Kerana
ibu lebih kuat dari ayah!
"Sang
anak terdiam dan berkata,"Kenapa jadi begitu?
"Sang
anak pun bertanya kepada sang ayah
!Ayah!
Kenapa
ibu lebih kuat dari ayah?
Ayah
pun menjawab,"Kerana ibumu seorang wanita!!!
Sang
anak kembali terdiam.
Dan
sang anak pun kembali bertanya!
Ayah!
Apakah
aku lebih kuat dari ayah?
Dan
sang ayah pun kembali menjawab," Iya,
kau
adalah yang terkuat!"
Sang
anak kembali terdiam dan sesekali mengerut dahinya.
Dan
dia pun kembali melontarkan pertanyaan yang lain.
Ayah!
Apakah
aku lebih kuat dari ibu?
Ayah
kembali menjawab,"Iya kaulah yang terhebat dan terkuat!
""Kenapa
ayah, kenapa aku yang terkuat?
"
Sang anak pun kembali melontarkan pertanyaan.
Sang
ayah pun menjawab dengan perlahan dan penuh kelembutan.
"Kerana
engkau adalah buah dari cintanya!
Cinta
yang dapat membuat semua manusia tertunduk dan terdiam.
Cinta
yang dapat membuat semua manusia buta, tuli serta bisu!
Dan
kau adalah segalanya buat kami.
Kebahagiaanmu
adalah kebahagiaan kami.
Tawamu
adalah tawa kami.
Tangismu
adalah air mata kami.
Dan
cintamu adalah cinta kami.
Dan
sang anak pun kembali bertanya!
Apa
itu Cinta, Ayah?
Apa
itu cinta, Ibu?
Sang
ayah dan ibu pun tersenyum!
Dan
mereka pun menjawab,"Kau, kau adalah cinta kami sayang.."
:+:
Khalil Gibran :+:
KISAHKU
Dengarkan
kisahku... .
Dengarkan,
tetapi
jangan menaruh belas kasihan padaku:
kerana
belas kasihan menyebabkan kelemahan, padahal aku masih tegar dalam
penderitaanku..
Jika
kita mencintai,
cinta
kita bukan dari diri kita, juga bukan untuk diri kita.
Jika
kita bergembira,
kegembiraan
kita bukan berada dalam diri kita, tapi dalam Hidup itu sendiri.
Jika
kita menderita,
kesakitan
kita tidak terletak pada luka kita, tapi dalam hati nurani alam.
Jangan
kau anggap bahawa cinta itu datang kerana pergaulan yang lama atau rayuan yang
terus menerus.
Cinta
adalah tunas pesona jiwa,
dan
jika tunas ini tak tercipta dalam sesaat,
ia
takkan tercipta bertahun-tahun atau bahkan dari generasi ke generasi.
Wanita
yang menghiasi tingkah lakunya dengan keindahan jiwa dan raga adalah sebuah
kebenaran,
yang
terbuka namun rahsia;
ia
hanya dapat difahami melalui cinta,
hanya
dapat disentuh dengan kebaikan;
dan
ketika kita mencuba untuk menggambarkannya ia menghilang bagai segumpal wap.
:+:
Kahlil Gibran :+:
SYUKUR
Bangun
di fajar subuh dengan hati seringan awan
Mensyukuri
hari baru penuh sinar kecintaan
Istirahat
di terik siang merenungkan puncak getaran cinta
Pulang
di kala senja dengan syukur penuh di rongga dada
Kemudian
terlena dengan doa bagi yang tercinta dalam sanubari
Dan
sebuah nyanyian kesyukuran terpahat di bibir senyuman
:+:
Kahlil Gibran :+:
IBU
Ibu
merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir - bibir manusia.
Dan
"Ibuku" merupakan sebutan terindah.
Kata
yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman
jiwa.
Ibu
adalah segalanya.
Ibu
adalah penegas kita dilaka lara, impian kta dalam rengsa, rujukan kita di kala
nista.
Ibu
adalah mata air cinta,
kemuliaan,
kebahagiaan dan toleransi.
Siapa
pun yang kehilangan ibunya,
ia
akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasamerestui dan memberkatinya.
Alam
semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu.
Matahari
sebagai ibu bumi yang menyusuinya melalui panasnya.
Matahari
tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya dalam lentera
ombak, syahdu tembang beburungan dan sesungaian.
Bumi
adalah ibu pepohonan dan bebungaan.
Bumi
menumbuhkan, menjaga dan membesarkannya.
Pepohonandan
bebungaan adalah ibu yang tulus memelihara bebuahan dan bebijian.
Ibu
adalah jiwa keabadian bagi semua wujud.Penuh cinta dan kedamaian.
:+:
Khalil Gibran :+:
WAKTU
Dan
seorang pakar astronomi berkata,
"Guru,
bagaimanakah perihal Waktu?
"Dan
dia menjawab:
Kau
ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur.
Engkau
akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu
menurut jam dan musim.
Suatu
ketika kau ingin membuat anak sungai, di mana atas tebingnya kau akan duduk dan
menyaksikan alirannya.
Namun
keabadian di dalam dirimu adalah kesedaran akan kehidupan nan abadi,
Dan
mengetahui bahawa semalam hanyalah kenangan utk hari ini dan esok adalah
harapan dan impian utk hari ini.
Dan
yang menyanyi dan merenung dari dalam jiwa, sentiasa menghuni ruang semesta
yang menaburkan bintang di angkasa.
Siapa
di antara kalian yang tidak merasa bahawa daya mencintainya tiada batasnya?
Dan
siapa pula yang tidak merasa bahawa cinta sejati, walau tiada batas, terkandang
di dalam inti dirinya, dan tiada bergerak dari fikiran cinta ke fikiran cinta,
pun bukan dari tindakan cinta ke tindakan cinta yang lain?
Dan
bukanlah sang waktu sebagaimana cinta, tiada terbahagi dan tiada kenal ruang?
Tapi
jika di dalam fikiranmu baru mengukur waktu ke dalam musim,
biarkanlah
tiap musim merangkumi semua musim yang lain,
Dan
biarkanlah hari ini memeluk masa silam dengan kenangan dan masa depan dengan
kerinduan.
:+:
Khalil Gibran :+:
SEMALAM
Semalam
aku sendirian di dunia ini,
kekasih;
dan kesendirianku...
sebengis
kematian...
Semalam
diriku adalah sepatah kata yang tak bersuara...,
Di
dalam fikiran malam.
Hari
ini...
aku
menjelma menjadi sebuah nyanyian menyenangkan di atas lidah hari.
Dan,
ia berlangsung dalam seminit dari sang waktu yang melahirkan sekilas pandang,
sepatah
kata, sebuah desakan dan... sekucup ciuman
:+:
Khalil Gibran :+:
KATA
SELEMBAR KERTAS SEPUTIH SALJU
Kata
selembar kertas seputih salju,"Aku tercipta secara murni, kerana itu aku
akan tetap murni selamanya. Lebih baik aku dibakar dan kembali menjadi abu
putih daripada menderita kerana tersentuh kegelapan atau didekati oleh sesuatu
yang kotor."
Tinta
botol mendengar kata kertas itu. Ia tertawa dalam hatinya yang hitam, tapi tak
berani mendekatinya. Pensil-pensil beraneka warna pun mendengarnya, dan mereka
pun tak pernah mendekatinya. Dan selembar kertas yang seputih salju itu tetap
suci dan murni selamanya -suci dan murni- dan kosong.
:+:
Khalil Gibran :+:
ANAK
Dan
seorang perempuan yang menggendong bayi dalam dakapan dadanya berkata,
Bicaralah
pada kami perihal Anak.
Dan
dia berkata:
Anak-anakmu
bukanlah anak-anakmu
Mereka
adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka
dilahirkan melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun
mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu
Pada
mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan fikiranmu
Kerana
mereka memiliki fikiran mereka sendiri
Engkau
bisa merumahkan tubuh-tubuh mereka, tapi bukan jiwa mereka
Kerana
jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi
meskipun dalam mimpi
Engkau
bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan cuba menjadikan mereka sepertimu
Kerana
hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu
Engkau
adalah busur-busur tempat anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup
diluncurkanSang pemanah telah membidik arah keabadian,
dan
ia merenggangkanmu dengan kekuatannya,
sehingga
anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh.
Jadikanlah
tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab
ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang,
maka
ia juga mencintai busur teguh yang telah meluncurkannya dengan sepenuh
kekuatan.
(Dari
'Cinta, Keindahan, Kesunyian')
:+:
Kahlil Gibran :+:
Nyanyian
Sukma
Di
dasar relung jiwakuBergema nyanyian tanpa kata;
sebuah
laguyang bernafas di dalam benih hatiku,
Yang
tiada dicairkan oleh tinta di atas lembar kulit ;
ia
meneguk rasa kasihkudalam jubah yg nipis kainnya,
dan
mengalirkan sayang,Namun bukan menyentuh bibirku.
Betapa
dapat aku mendesahkannya?
Aku
bimbang dia mungkin berbaur dengan kerajaan fana
Kepada
siapa aku akan menyanyikannya?
Dia
tersimpan dalam relung sukmaku
Kerna
aku risau, dia akan terhempas
Di
telinga pendengaran yang keras.
Pabila
kutatap penglihatan batinku
Nampak
di dalamnya bayangan dari bayangannya,
Dan
pabila kusentuh hujung jemariku
Terasa
getaran kehadirannya.
Perilaku
tanganku saksi bisu kehadirannya,
Bagai
danau tenang yang memantulkan cahayabintang-bintang bergemerlapan.
Air
mataku menandai sendu
Bagai
titik-titik embun syahduYang membongkarkan rahsia mawar layu.
Lagu
itu digubah oleh renungan,
Dan
dikumandangkan oleh kesunyian,
Dan
disingkiri oleh kebisingan,Dan dilipat oleh kebenaran,
Dan
diulang-ulang oleh mimpi dan bayangan,
Dan
difahami oleh cinta,
Dan
disembunyikan oleh kesedaran siang
Dan
dinyanyikan oleh sukma malam.
Lagu
itu lagu kasih-sayang,
Gerangan
'Cain' atau 'Esau' manakahYang mampu membawakannya berkumandang?
Nyanyian
itu lebih semerbak wangi daripada melati:
Suara
manakah yang dapat menangkapnya?
Kidung
itu tersembunyi bagai rahsia perawan suci,
Getar
nada mana yang mampu menggoyahnya?
Siapa
berani menyatukan debur ombak samudra dengan kicau bening burung malam?
Siapa
yang berani membandingkan deru alam,Dengan desah bayi yang nyenyak di buaian?
Siapa
berani memecah sunyiDan lantang menuturkan bisikan sanubari
Yang
hanya terungkap oleh hati?
Insan
mana yang beranimelagukan kidung suci Tuhan?
(Dari
'Dam'ah Wa Ibtisamah' -Setitis Air Mata Seulas Senyuman)
:+:
Khalil Gibran :+:
Komentar
Posting Komentar