Masih Percaya Kalau Neil Amstrong Pernah Pergi Ke Bulan ?

Erupsi surya menyirami bumi terus dengan partikel. Letupan gamma sesekali terjadi. Bagaimana mungkin para astronot Apollo bisa lolos dan mendarat di bulan?

Mengkritisi sebuah pencapaian sains merupakan hal yang lumrah. Ia malah merupakan sebuah kewajiban bagi seorang ilmuan. Walaupun bukan kewajiban bagi awam, orang awam juga bisa mengkritisi asalkan memiliki argumentasi yang kuat. Pendaratan Neil Armstrong di bulan misalnya. Jika memang terjadi bukankah hal ini merupakan pencapaian besar. Tapi kita tidak bisa percaya begitu saja, bisa jadi hal tersebut rekayasa Amerika.

Gini loh. Usaha pendaratan manusia di bulan oleh NASA dipicu oleh persaingan antariksa dalam perang dingin antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet. Uni Soviet sudah berhasil menempatkan manusia pertama di luar angkasa, si Yuri Gagarin itu loh. Amerika Serikat mana?

Sekarang NASA mengklaim kalau mereka berhasil mendaratkan manusia pertama di Bulan. Pertama yang ada di pikiran anda, siapa yang pertama kali akan mengkritik? Tentu saja Uni Soviet toh. Bisa saja Uni Soviet bilang, Ah itu kebohongan besar! Uni Soviet bukan sembarang negara, ia punya agen-agen rahasia dan teknologi setara NASA saat itu. Bukankah cukup mudah bagi Uni Soviet untuk membongkar kebohongan NASA saat itu? Bukankah mereka yang akan berteriak sampai keluar urat leher bila memang pendaratan Neil Armstrong di Bulan ternyata palsu?



Ayo meluncur ke Bulan

Kita sudah jauh sekali dari saat-saat hebohnya berita ini. Juli 1969 merupakan saat dimana sebagian besar pembaca artikel ini belum lahir. Mungkin saja saat itu publik Amerika Serikat dibungkam sedemikian hingga kritik dari Uni Soviet tidak ditanggapi, belum lagi masalah patriotisme. Uni Soviet bisa jadi seperti berteriak di ruang hampa udara. Tidak terdengar sama sekali.

Sekarang Uni Soviet sudah runtuh. Tapi beberapa orang yang kritis dan punya kapasitas untuk mengkritisi mengajukan beberapa kejanggalan. Tujuannya bisa jadi baik, menunjukkan awam mengenai proses ilmiah itu bagaimana. Seperti biasa, media dengan cepat segera menyabetnya, dan tersebarlah berita baru kalau pendaratan manusia di bulan adalah rekayasa NASA.

Cukup mengesankan memang. Bukti publik mengenai pendaratan di bulan hanyalah setumpuk foto hitam putih, rekaman pembicaraan, video, batu dan artifak bulan. Rasanya bukti yang diberikan kurang meyakinkan. Well, foto bisa dibuat dimana saja, studio misalnya. Aktor bisa saja membuat pembicaraan berdasarkan skenario seolah mereka astronot. Dan batu bisa saja diambil dari kutub Selatan.

Lagi pula ada beberapa keanehan dalam potretnya. Kenapa tidak ada bintang? Bukankah bulan tidak memiliki atmosfer? Seharusnya banyak bintang toh? Pertanyaan ini kritis. Tapi ini sama sekali bukan bukti bahwa NASA berbohong. Cobalah, NASA yang terdiri dari para ilmuan bumi dan antariksa entah bagaimana bisa lupa meletakkan bintang di foto? Bukankah ini kesalahan yang konyol?

Baiklah. Bila demikian mari kita lebih terstruktur. Kita daftarkan beberapa bukti kalau Neil Armstrong pernah mendarat di bulan dengan cara menyanggah kritisi dari berbagai pihak.







Kenapa bisa ada jejak kaki di Bulan?



Bulan bukanlah tempat tanpa gravitasi. Gravitasi bulan seperenam kali gravitasi bumi. Walau begitu, lokasi astronot membuat jejak kaki ada di debu yang halus. Selain itu, bulan tidak memiliki atmosfer. Akibatnya tidak ada angin yang mampu menyingkirkan jejak yang telah dibuat. Coba anda ambil debu halus dan taburkan di lantai. Debunya bisa talcum powder buat bayi. Anda bisa membuat jejak kaki di atasnya. Hal ini karena partikel menjaga posisinya karena gesekan di antara mereka. Sayangnya, di bumi ada udara. Dalam beberapa detik, jejak yang kamu buat akan tersapu angin. Beda dengan di bulan.



Bendera Amerika di bulan terlihat berkibar-kibar, padahal tidak ada angin!

Terlihat berkibar-kibar? Apa benar? Itu hanya foto loh, bukan video. Bendera tidak berkibar-kibar dalam foto. Begini saja, anda lihat dua foto ini. Foto pertama menunjukkan astronot baru selesai memasang bendera dan memberi hormat. Foto kedua dibuat beberapa detik setelahnya, sang astronot tidak lagi memberi hormat. Perhatikan benderanya? Posisinya sama. Bukankah paling tidak ada sedikit perbedaan di benderanya kalau benderanya berkibar?



Terus bagaimana benderanya bisa berkerut? Perhatikan baik-baik. Ujung bendera tersebut seperti kaku. Ada sebuah kawat yang dimasukkan ke dalam kainnya. Kawat ini dibentuk sehingga bendera tersebut, well, terlihat seperti bendera. Bukannya sebuah papan reklame yang datar. Ini juga bukan semata estetika. Astronot memasangnya untuk menegakkan bendera tersebut. Sulit loh merentangkan kain di ruang hampa udara dan bergravitasi rendah seperti bulan.



Bukankah para astronot tidak akan selamat karena radiasi saat memasuki Sabuk Van Allen?

Sabuk Van Allen adalah sebuah zona yang diciptakan oleh medan magnet Bumi di luar angkasa. Sabuk ini berfungsi melindungi Bumi dari radiasi matahari yang berbahaya (yang gak bahaya bisa lewat). Medan Magnet Bumi mengumpulkan radiasi ini, dan menjebaknya di lapisan berbentuk sabuk mengelilingi Bumi. Dari situ namanya disebut sabuk. Pesawat antariksa bisa rusak bila selama berhari-hari berada di dalam sabuk ini terus menerus. Pesawat Apollo hanya memerlukan waktu empat jam untuk menembusnya. Sama sekali tidak berbahaya. Menurut kata Phil Plait, lebih berbahaya kalau kita mengambil foto rontgen sinar X di dada saat di Rumah Sakit daripada melewati sabuk Van Allen selama empat jam. Di luar sabuk ini, radiasi jatuh ke tingkat yang sangat rendah sehingga hanya berbahaya bila kita bertahun-tahun di sana. Bahkan radiasi sabuk Van Allen justru merupakan bukti para astronot pernah ke Bulan. Irene Schneider melaporkan kalau 33 dari 36 astronot Apollo yang terlibat dalam sembilan misi Apollo untuk meninggalkan orbit Bumi mengalami tahap awal perkembangan katarak akibat terpapar radiasi sinar kosmik saat perjalanan.



Bagaimana dengan kamera yang melayang saat modul bulan meninggalkan permukaan? Jangan-jangan ada kameraman tersembunyi.

Kamera tersebut di kendalikan dari Bumi. NASA tahun 1965 sudah cukup maju untuk teknologi kendali jarak jauh. Mereka sudah banyak belajar dari kesalahan. Paling tidak usaha rintisan penerbangan ke bulan sudah sejak tanggal 17 Agustus 1958. Saat itu Pioneer 0 diluncurkan dan meledak 77 detik setelah lepas landas. Soviet melakukan kesalahan yang sama pada misi pertama menuju bulan, 23 september 1958 dengan misi Luna 1958A. Pioneer 1 NASA tanggal 11 oktober 1958 juga tidak mampu mencapai bulan dan jatuh ke bumi. Soviet kemudian mengirim Luna 1958B keesokan harinya. Satelit ini meledak begitu lepas landas. Tanggal 8 November 1958, Pioneer 2 diluncurkan dan gagal lalu jatuh ke Bumi. Giliran soviet meluncurkan Luna 1958C, tanggal 4 Desember 1958. Satelit ini meledak setelah lepas landas. Pioneer 3 diluncurkan dua hari kemudian, dan jatuh. Luna 1 milik soviet tanggal 2 januari 1959 berhasil terbang dengan baik tapi justru melewati bulan dan terjatuh ke dalam matahari. Soviet sedikit senang karena walaupun tidak berhasil ke bulan, mereka berhasil ke matahari. NASA cukup cemburu, dan akhirnya tanggal 3 Maret 1959, NASA meluncurkan Pioneer 4. Ini adalah pesawat tanpa awak pertama yang berhasil mengorbit bulan. Anda lihat, ada sederetan kegagalan dan bagi bangsa yang cerdas, setiap kegagalan adalah satu langkah menuju keberhasilan. Misi luar angkasa pada awalnya selalu diawali dengan penerbangan tanpa awak, karena kemungkinan gagal sangat besar dan kematian seorang astronot yang sudah dilatih dengan teknologi dan dana begitu banyak adalah kerugian besar. Ketimbang membiarkan para astronot mengendalikan sendiri pesawat ke luar angkasa, para insinyur berusaha dengan segenap kejeniusan mereka menyempurnakan teknologi pengendalian jarak jauh. tahun 1959 mereka berhasil mengendalikan pesawat dengan sukses ke bulan. Cukup wajar bagi mereka untuk mampu mengendalikan kamera di bulan dari Bumi pada tahun 1965. Selain itu, teknologi kendali jarak jauh luar angkasa pada prinsipnya lebih sederhana daripada kendali jarak jauh bumi. Di bumi, kamu harus memiliki berbagai perangkat tambahan karena bentuk permukaan bumi yang bulat. Di langit, gampang saja, sinyal akan memancar lurus ke bulan. Dalam beberapa saat memang, bulan tidak berada dalam jangkauan, dan karenanya pengendalian jarak jauh pada benda di bulan harus direncanakan waktunya dengan teliti. Tinggal landas Apollo dari bulan jelas direncanakan pada saat pengendalian dari bumi bisa dilakukan langsung, saat bulan berada di atas kepala, bukannya di sisi lain bumi.



Astronot banyak yang dibunuh karena terlalu banyak omong dan suka mengeluh

Siapa saja namanya dan apa buktinya? Setau saya, astronot pastinya seorang yang sangat patriotik. Lagi pula mereka pastinya memiliki disiplin seperti militer. Tidak semestinya astronot banyak omong apalagi membocorkan rahasia negara. Astronot bukan politisi anak bawang yang baru belajar jadi menteri loh. Astronot diseleksi dengan hati-hati dan biaya pendidikannya luar biasa besar. Kematian seorang astronot merugikan negara sangat besar karena mereka adalah wakil negara.





Bukti independen selain dari NASA mengenai tapak kaki di Bulan mana, citra teleskop misalnya?

Teleskop optik untuk melihat jejak kaki di bulan masih belum cukup kuat. Hubble terlalu kecil untuk membuat detil. Ia juga masih terlalu jauh dari bulan. Bulan itu 382 ribu km jauhnya sementara Hubble hanya beberapa ratus km di atas sana. Kecil sekali perbedaannya dengan melihat dari Bumi.

Ini rumus dasar resolusi teleskop: R = 11.6 / D. R adalah ukuran sudut benda dalam detik busur. Perhatikan satu lingkaran penuh itu 360 derajat, setiap derajat terbagi menjadi 60 menit busur, dan tiap menit busur terbagi menjadi 60 detik busur. Jadi satu detik busur itu ukuran yang sangat kecil. Bulan itu ukurannya 0.5 derajat dilihat oleh mata. Itu ukuran yang sangat besar loh, sekitar 1800 detik busur. D adalah diameter alat optik dalam satuan cm. Cermin Hubble sendiri ukurannya 240 cm. Masukkan dalam rumus tersebut dan anda dapatkan nilai R = 0.05 detik busur. Agar dapat terlihat jelas, minimal benda yang diamati harus memiliki nilai 2R, yang berarti Hubble paling mampu mengamati benda berukuran 0.1 detik busur.

Ini rumus dasar resolusi benda dilihat dari jarak: (d / D) x 206265 = ?. Dimana d adalah ukuran nyata dan D adalah jarak. Alpha adalah resolusi dalam satuan detik busur. Masukkan ukuran tapak kaki di bulan. Menurutmu berapa? Well, kita coba saja yang sedikit lebih besar. Lokasi pendaratan Apollo. Lebarnya 4 meter. Jarak dari Hubble adalah 381 juta meter. Hasilnya? Hanya sekitar 0.002 detik busur. Gak bakalan kelihatan oleh Hubble. Perlu teleskop berukuran 50 kali Hubble untuk dapat melihat dengan resolusi demikian dan ini masih diluar jangkauan rekayasa teknik kita.

Pesawat tanpa awak Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) tahun 2008 sudah ke Bulan untuk melakukan penelitian lanjutan, tapi pesawat ini milik NASA juga. Mungkin anda tidak akan percaya kalau potret-potret LRO membenarkan adanya pendaratan manusia di bulan, seperti dalam citra ini.



Citra Modul Pendaratan Bulan yang ditinggalkan Apollo di sana dan dikunjungi oleh satelit LROC tahun 2008.

Sumber independen mungkin adalah pesawat Kaguya milik JAXA, NASA nya Jepang. Mereka juga membenarkan adanya lokasi pendaratan Apollo di Bulan. Lihat dua potret ini, satu dari NASA dan satu dari JAXA.







Di waktu siang, suhu bulan bisa mencapai 137.7 derajat Celsius. Film dan benda lain yang dibawa astronot semestinya meleleh

Ya kalau film kamera analog dibiarkan terbuka jelas dia meleleh. Semuanya harus dilindungi dalam tabung pelindung. Selain itu, saat misi Apollo mendarat, waktu yang dipilih selalu saat fajar atau tenggelam matahari. Hasilnya suhunya tidak terlalu panas.



Bayangan foto astronot di bulan terlihat dari banyak sumber cahaya, seperti di studio TV!

Di Bulan memang hanya ada satu sumber cahaya, yaitu Matahari. Tapi, para astronot mengambil potret mereka di sebuah perbukitan yang diterangi dengan baik. Coba tes sendiri. Berdiri di bawah sinar bulan purnama yang belum tinggi. Berdirinya di atas bukit. Kontur permukaan yang turun naik tidak beraturan menghasilkan banyak bayangan dari berbagai panjang. Akibatnya muncul ilusi kalau ada banyak sumber cahaya, padahal hanya satu. Ayolah, masak sih NASA sebodoh itu sampai masalah lampu pun lupa. Bayangan di Bulan itu rumit karena tanah yang tidak beraturan, distorsi lensa bersudut lebar, cahaya yang dipantulkan dari bumi dan debu bulan sendiri.



Ruang Angkasa penuh meteor super cepat berukuran kecil yang dapat menghantam kapal dan membunuh astronot

Wah. Ruang angkasa itu luaaaar biasa luasnya. Walaupun ada sejumlah kecil meteor demikian di Tata Surya (kecepatannya bisa mencapai 190 ribu km per jam loh), tapi besarnya ruang angkasa membuatnya sangat langka ditemukan. Kemungkinan setiap 1 meter kubik ruang angkasa dilewati meteor mikro demikian sangat mendekati nol. Selain itu, astronot juga dibekali pakaian yang memuat lapisan kevlar untuk melindungi mereka dari pecahan yang mungkin ditemui. Flare surya lebih langka lagi yang mampu mencapai daerah persekitaran bumi dan bulan.



Saat modul bulan mendarat, mesinnya yang kuat tidak membuat bekas kawah yang dalam di permukaan bulan yang lembut

Lapisan ini tipis. Di bawahnya adalah batuan yang keras. Jadi walaupun kaki astronot berbekas, kaki modul bulan tidak dapat mencapai kedalaman yang cukup untuk membuat kawah. Kalau anda lihat videonya, ada sebuah hentakan yang menunjukkan kalau kaki modul tersebut terdorong balik karena menghantam lapisan keras.





Tidak mungkin mobil bulan sebesar itu dapat muat dalam modul pendaratan yang kecil

Bisa saja. Mobil itu dibuat dengan jenius. Bahannya sangat ringan dan rancangannya yang cerdas membuatnya bisa dilipat-lipat sehingga menjadi berukuran sebesar tas.



Ruang angkas penuh dengan bintang-bintang. Tapi kenapa dalam foto dari bulan tidak kelihatan bintang

Ah. Justru aneh kalau dalam foto kelihatan bintang. Coba saja kamu potret temanmu di waktu malam dengan latar belakang bintang-bintang. Bintangnya gak bakalan kelihatan. Hal ini karena kecemerlangan benda dekat kamera yaitu permukaan bulan, menutupi cahaya dari bintang yang jauh. Itu mengapa teleskop umumnya dibuat di puncak gunung untuk menghindari polusi cahaya dari bumi, dan itu mengapa di kota yang terang benderang tidak dapat dilihat bintang sementara di tengah laut dapat dilihat dengan jelas.



Batu bulan lebih mirip dengan batuan dari Antartika

Presiden Nixon memberi batu bulan pada 135 negara di dunia, termasuk Indonesia, dan 50 negara bagiannya. Dilaporkan kalau presiden Nixon pernah menawarkan presiden Indonesia dan negara lainnya “sepotong bulan sebagai cenderamata” sebagaimana diberitakan dalam New York Times, 28 Juli 1969, dan dikutip dalam Astronautics and Aeronautics, 1969: Chronology on Science, Technology, and Policy, NASA SP-4014 (Washington, 1970), halaman. 249. Sayangnya tidak diketahui sekarang dimana rimbanya batu bulan pemberian Nixon tersebut pada negara Indonesia. Mungkin sekali batu tersebut disimpan di Museum Batu Bulan milik UPT Museum Propinsi Bangka Balitung di Pulau Balitung. Hal ini diperkuat keterangan majalah Tempo kalau Presiden Nixon dalam kunjungannya tanggal 27 – 28 Juli 1969 menyempatkan diri berkunjung ke museum ini.

Banyak batu ini yang hilang karena berbagai sebab. Tapi selama 40 tahun, para ilmuan yang beruntung terus mempelajari batuan bulan ini dan menyimpulkan kalau mereka benar dari bulan.



Sekarang anda lihat, sepertinya klaim kalau bulan tidak pernah disentuh Neil Armstrong ini diajukan oleh anak kecil yang tidak tau sains daripada para pakar fotografi, astronomi atau fisika. Ayolah, paling gak sebelum mengkritik ada bekal pengetahuan yang cukup gitu.

Jadi, apakah Neil Armstrong pernah mendarat di Bulan? Jawabannya Ya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Laporan Bioteknologi Tape Ketan

Kata - Kata Indah Dalam Naruto